Kamis, 09 Juli 2009

Service Hours Method

Metode Jam Jasa (Service Hours Method)


Metode ini digunakan untuk mengalokasikan beban penyusutan berdasarkan pada proporsi penggunaan aktiva yang sebenarnya dan berdasar pada anggapan bahwa aktiva terutama mesin, akan lebih cepat rusak bila digunakan sepenuhnya ( full time ) dibanding dengan penggunaan yang tidak sepenuhnya ( part time ).

Metode penyusutan ini menggunakan jumlah jam kerja sebagai dasar pengalokasian beban penyusutan untuk tiap periode.
Dalam metode ini beban penyusutan diperlakukan sebagai beban variabel daripada beban tetap seperti dalam metode penyusutan Garis Lurus (Straight Line Method) sesuai dengan jam kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi barang atau jasa tiap periode akuntansi.

Kelemahan dari metode ini adalah ketika kapasitas produktif dari perusahaan menjadi berkurang karena adanya pesaing baru yang mungkin lebih efisien dan efektif, sehingga cepat atau lambat perusahaan dipaksa untuk mengakui kelemahan dari kapasitas produksinya. Selain itu metode jam jasa mengakui beban penyusutan berdasarkan unit produksi, sehingga beban penyusutan yang diakui menjadi kecil pada saat produksi yang dihasilkan sedikit, yang selanjutnya akan menyebabkan overstatement terhadap laba yang dilaporkan oleh perusahaan.

Contoh :
mesin dengan harga perolehan Rp. 600.000 ,- nilai sisa Rp. 40.000,- ditaksir akan dapat digunakan selama 8.000 jam .
Maka depresiasi per jam dihitung sbb :

Depresiasi = ( HP – NS ) / n
= ( 600.000 – 40.000 ) / 8.000
= 70

HP = harga perolehan
NS = Nilai sisa
n = taksiran jam jasa

Apabila dalam tahun pertama mesin tersebut digunakan selama 3.000 jam maka beban depresiasinya = 3.000 x 70 = 210.000

Dalam tabel :


Karena beban depresiasi ini dasarnya adalah jumlah jam yang digunakan, maka metode ini paling tepat jika digunakan untuk kendaraan, dengan anggapan bahwa kendaraan itu lebih banyak aus karena dipakai dibandingkan tua karena waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar