Jumat, 07 Agustus 2009

PENYAJIAN HARGA POKOK PENJUALAN DALAM LAPORAN KEUANGAN

Dalam Laporan Keuangan khususnya untuk Laporan Rugi Laba, penyajian harga pokok penjualan antara perusahaan dagang dengan perusahaan manufaktur ada perbedaan , dimana komponen yang berbeda tersebut dapat digambarkan secara skematis :



Perbandingan bagian Harga Pokok Penjualan di Laporan Rugi-Laba antara Perusahaan Dagang dan Perusahaan Manufaktur:



Pada perusahaan manufaktur diperlukan banyak rekening untuk menentukan harga pokok produksi, tetapi dalam penyajian Laporan Rugi-Laba hanya disajikan totalnya saja, sedangkan rinciannya disajikan dalam Skedul Harga Pokok Produksi.
Contoh Skedul Harga Pokok Produksi (merupakan lampiran Laporan Rugi-Laba di atas):

Kamis, 06 Agustus 2009

PROCESS COST METHOD

METODE HARGA POKOK PROSES ( PROCESS COST METHOD )


Pencatatan Biaya Bahan.

## Pencatatan pemakaian Bahan Baku di Departemen A:

D. Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Baku Departemen A ... xxx
K. Persediaan Bahan Baku .... xxx

## Pencatatan pemakaian Bahan Penolong pada Bagian Produksi:

D. Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Penolong Departemen A .. xxx
D. Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Penolong Departemen B .. xxx
D. Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Penolong Departemen C .. xxx
K. Persediaan Bahan Penolong ... xxx

## Pencatatan Biaya Tenaga Kerja (Langsung & Tak Langsung):

Pencatatan biaya tenaga kerja (langsung & tak langsung) di Departemen Produksi:

D. Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Departemen A .. xxx
D. Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Departemen B .. xxx
D. Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Departemen C .. xxx
K. Biaya Gaji dan Upah .. xxx

## Pencatatan Biaya Overhead Pabrik

BOP pada Metode Harga Pokok Proses adalah biaya produksi selain biaya bahan baku, biaya bahan penolong, dan biaya tenaga kerja, baik langsung maupun tak langsung yang terjadi di departemen produksi.

BOP dapat dibebankan kepada produk atas dasar tarif dan dapat juga dibebankan atas dasar BOP yang sesungguhnya terjadi dalam satu periode.

Pembebanan BOP sesungguhnya kepada produk dapat dilakukan jika:

~ Produksi relatif stabil dari periode ke periode
~ BOP, terutama yang tetap, bukan merupakan bagian yang berarti dibandingkan dengan jumlah seluruh biaya produksi
~ Hanya diproduksi satu macam produk.

Contoh pencatatan berbagai jenis BOP di Departemen Produksi:

D. Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik ... xxx
K. Persediaan Spareparts ... xxx
K. Persediaan Bahan – lain2 ... xxx
K. Asuransi dibayar dimuka ... xxx

Rabu, 05 Agustus 2009

JOB ORDER COST METHOD

Perusahaan yang berproduksi atas dasar pesanan, memulai kegiatan produksinya setelah menerima order dari pembeli, tetapi sering juga terjadi, perusahaan mengeluarkan order produksi untuk mengisi persediaan di gudang.

Syarat penggunaan Metode Harga Pokok Pesanan:

~ Masing-masing pesanan, pekerjaan, atau produk dapat dipisahkan identitasnya secara jelas dan perlu dilakukan penentuan harga pokok pesanan secara individual.

~ Biaya produksi harus dipisahkan ke dalam dua golongan, yaitu: biaya langsung (BBB & BTKL) dan biaya tak langsung (selain BBB & BTKL).

~ BBB dan BTKL dibebankan/diperhitungkan secara langsung terhadap pesanan ybs., sedangkan BOP dibebankan kepada pesanan atas dasar tarif yang ditentukan di muka.

~ Harga pokok setiap pesanan ditentukan pada saat pesanan selesai.

~ Harga pokok per satuan produk dihitung dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dibebankan pada pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk dalam pesanan ybs.

PENCATATAN BIAYA DALAM METODE HARGA POKOK PESANAN

@ Pencatatan Biaya Bahan Baku (BBB)

Prosedur pencatatan pembelian bahan baku, jurnalnya:
D. Persediaan Bahan Baku .. xxxx
K. Utang dagang / kas .. xxxx

Prosedur pencatatan pemakaian bahan baku, menggunakan metode mutasi persediaan (perpetual). Dalam setiap pemakaian bahan baku harus diketahui pesanan mana yang memerlukannya.
Jurnalnya:

D. Barang dalam proses – Biaya bahan baku .. xxxx
K. Persediaan Bahan Baku .. xxxx

@ Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL)

Diperlukan pengumpulan dua macam jam kerja, yi:

$ Jam kerja total selama periode kerja tertentu.

$ Jam kerja yang digunakan untuk mengerjakan setiap pesanan.

Untuk mengetahui jumlah jam kerja karyawan baik jam kerja total maupun jam kerja yang digunakan untuk mengerjakan pesanan, diperlukan kartu hadir masing-masing karyawan yang memuat penggunaan jam kerja masing2 karyawannya. ( kartu jam kerja )

jurnal untuk mencatat :

D. Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Langsung .. xxxx
K. Biaya Gaji & Upah .. xxx

@ Pencatatan Biaya Overhead Pabrik (BOP)

BOP dikelompokkan menjadi beberapa golongan :

% Biaya Bahan Penolong

% Biaya reparasi dan pemeliharaan, berupa pemakaian persediaan spareparts dan persediaan supplies pabrik.

% Biaya tenaga kerja tak langsung

% Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap (contoh: biaya penyusutan aktiva tetap)

% Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu (contoh: terpakainya asuransi dibayar di muka).

% Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran tunai (contoh: biaya reparasi mesin pabrik, biaya listrik).

BOP dalam metode harga pokok pesanan harus dibebankan kepada setiap pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan di muka.

Tarif BOP ditentukan pada awal tahun/periode dengan cara sbb:

Tarif BOP = Taksiran jumlah BOP selama 1 periode / Jumlah Dasar pembebanan*

Dasar Pembebanan BOP:
^ Satuan produk
^ Biaya Bahan Baku
^ Biaya Tenaga Kerja Langsung
^ Jam Tenaga Kerja Langsung
^ Jam Mesin

BOP yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan selama satu tahun yang sama, kemudian pada akhir tahun dibandingkan dengan yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif.

Pencatatan BOP yang Dibebankan kepada produk:

D. Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik .. xxx
K. Biaya Overhead Pabrik Dibebankan .. xxx

Jurnal penutupan rekening Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan (untuk mempertemukan BOP Dibebankan dengan BOP Sesungguhnya) :

D. Biaya Overhead Pabrik Dibebankan .. xxx
K. Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya .. xxx

Pencatatan BOP yang Sesungguhnya:

Misal:
1. Pemakaian Bahan Penolong:

D. Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya .. xxx
K. Persediaan Bahan Penolong .. xxx

2. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Tak langsung:

D. Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya .. xxx
K. Gaji dan Upah .. xxx

@ Pencatatan Produk Selesai

Biaya produksi yang telah dikumpulkan dalam Kartu Harga Pokok dijumlah dan dikeluarkan dari rekening Barang Dalam Proses dengan jurnal :

D. Persediaan Produk Jadi .. xxx
K. Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku .. xxx
K. Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Langsung .. xxx
K. Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik .. xxx

Harga Pokok Produk jadi dicatat dalam Kartu Persediaan (Finish Goods Ledger Card) dan Kartu Harga Pokok Pesanan tersebut dipindahkan ke dalam arsip Kartu Harga Pokok Pesanan yang telah selesai.

Selasa, 04 Agustus 2009

METODE PENGUMPULAN BIAYA PRODUKSI

Metode pengumpulan biaya produksi tergantung dari sifat pengolahan produk. Pengolahan produk dibedakan menjadi 2 golongan, yi:

~ pengolahan produk berdasarkan pesanan

~ pengolahan produk yang merupakan produksi massa.

Oleh karena itu metode pengumpulan biaya produksi dibedakan menjadi dua, yi:

% Metode Harga Pokok Pesanan (Job order cost method)

% Metode Harga Pokok Proses (Process cost method)

PERBEDAAN KARAKTERISTIK METODE HARGA POKOK PROSES DAN METODE HARGA POKOK PESANAN

Karakteristik kedua metode tersebut berkaitan dengan karakteristik proses pengolahan produknya, yaitu:

Senin, 03 Agustus 2009

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI ( 2 )

Contoh perhitungan harga pokok produksi berdasar metode variable costing dan full costing :

PT. XYZ memproduksi dan menjual alat tenun dari bahan kayu. Adapun data operasional sbb :

Harga jual per unit = Rp.500.000
Biaya produksi :
- Biaya variabel per unit :
Bahan langsung …. Rp.110.000
Tenaga kerja langsung. ... Rp. 60.000
Overhead pabrik variabel... Rp. 30.000
- Biaya tetap per tahun....Rp.12.000.000
Persediaan :
- Unit persediaan awal 0
- Unit yang diproduksi 100 unit
- Unit yang terjual 80 unit
Biaya pemasaran tetap selama satu tahun .. Rp. 7.000.000
Biaya pemasaran variabel per unit .. Rp. 50.000

Dari data diatas, maka :

a) metode Absorption Costing / Full Costing :

Biaya produksi berdasarkan absorption costing :
= Bahan langsung + Tenaga kerja langsung + Overhead pabrik variabel + overhead pabrik tetap
= Rp. 110.000 + Rp. 60.000 + Rp. 30.000 + (Rp.12.000.000/100)
= Rp. 320.000

Laporan Laba Rugi berdasarkan absorption costing:
Penjualan (80 X Rp.500.000) …. Rp. 40.000.000
HPP:
Persediaan awal. …. . Rp. 0
Harga pokok produksi (100 x Rp.320.000).... Rp. 32.000.000
Barang tersedia untuk dijual. … Rp. 32.000.000
Persediaan akhir.. ( 20 x 320.000 ) . Rp. 6.400.000
Harga pokok penjualan. .. Rp. 25.600.000
Laba Kotor.... Rp. 14.400.000
Beban Adm & Penjualan.... Rp. 11.000.000
Laba Netto.... Rp. 3.400.000


b) metode variable costing :

Biaya produksi berdasarkan direct costing/variable costing =
= Bahan langsung + Tenaga kerja langsung + Overhead pabrik variabel
= Rp. 110.000 + Rp. 60.000 + Rp. 30.000
= Rp. 200.000

Laporan Laba Rugi berdasarkan direct/variable costing:
Penjualan. (80 X Rp.500.000) Rp. 40.000.000
Biaya variabel:
Harga pokok produksi (80 x Rp.200.000). Rp. 16.000.000
Beban Adm.& Penjualan (80 x Rp.50.000).. Rp. 4.000.000
Total biaya variabel... Rp. 20.000.000
Margin kontribusi... Rp. 20.000.000
Biaya tetap:
Overhead pabrik tetap... Rp. 12.000.000
Beban adm. & Penjualan... Rp. 7.000.000
Total biaya tetap .. Rp. 19.000.000
Laba Netto... Rp. 1.000.000

selisih Laba Netto antara full costing dengan variable costing :
= 3.400.000 – 1.000.000 = 2.400.000
berasal dari saldo akhir sejumlah 20 unit dengan perbedaan harga pokok antara full costing dengan variabel costing = ( 320.000 – 200.000 ) x 20 = 2.400.000

Minggu, 02 Agustus 2009

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

Pada perusahaan manufaktur, dalam penentuan harga pokok produksinya terdapat beberapa faktor yang membedakan dengan bentuk-bentuk usaha lainnya, yaitu adanya :

^^ Bahan baku (raw material),yang didalamnya termasuk juga bahan pengemas (emballage) dan bahan penolong atau bahan pembantu lainnya.

^^ Barang dalam proses ( work in process ) , yang merupakan hasil olahan bahan baku tetapi belum menjadi barang jadi ( belum siap untuk dijual ).

^^ Tenaga kerja langsung ( direct labor ) , merupakan tenaga kerja yang langsung menangani proses pembuatan produk.

^^ Biaya depresiasi atas penggunaan mesin dan peralatan produksi lainnya yang termasuk dalam kelompok Overhead Cost / Indirect Cost.

Akumulasi dari keempat faktor tadi disebut dengan harga pokok produksi ( manufacturing cost / production cost ).

Dalam unsur harga pokok produksi tersebut, tidak termasuk persediaan barang jadi, karena persediaan barang jadi adalah persediaan yang pada saat diakui sebagai persediaan barang jadi ( inventory ) , sudah tidak melalui proses produksi lagi ( tidak melalui pengolahan lagi ).

Perhitungan harga pokok produksi pada perusahaan manufaktur ada 2 ( dua ) metode :

1.Direct Costing/Variable Costing

2.Absorption Costing/Full Costing

Perbedaan pokok diantara kedua metode tersebut terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang bersifat tetap.
Adanya perbedaan perlakuan terhadap FOH Tetap ini akan mempunyai pengaruh terhadap perhitungan harga pokok produksi dan penyajian rugi laba.

1.Direct Costing/Variable Costing

Variable costing adalah metode penentuan harga pokok yang hanya memasukkan komponen biaya produksi yang bersifat variabel sebagai unsur harga pokok, meliputi : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.
Biaya-biaya overhead pabrik yang tetap (fixed factory overhead) dianggap tidak secara langsung membentuk produk, jadi biaya overhead pabrik yang tetap ini dimasukkan dalam kelompok biaya periode lainnya ( period cost ) , seperti biaya penjualan dan administrasi.


2.Absorption Costing / Full Costing

Full costing adalah metode penentuan harga pokok produk dengan memasukkan seluruh komponen biaya produksi sebagai unsur harga pokok, meliputi : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap.
Menurut metode full costing ini, karena produk yang dihasilkan menyerap jasa FOH tetap walaupun secara tidak langsung, maka wajar apabila biaya tadi dimasukkan sebagai komponen pembentuk produk tersebut.

Sabtu, 01 Agustus 2009

HARGA POKOK PRODUKSI

Penetapan harga pokok produksi diperlukan oleh suatu perusahaan untuk menetapkan harga jual yang tepat dengan laba yang ingin diperoleh perusahaan, sehingga perusahaan tersebut dapat bersaing dengan perusahaan lain yang memproduksi produk sejenis.

Biaya produksi yang timbul akan ditekan serendah mungkin namun tetap menjaga kualitas dari barang atau produk yang dihasilkan, sehingga harga pokok produk satuannya dapat lebih rendah dari yang sebelumnya, dengan tujuan mendapatkan laba semaksimal mungkin.

Kesalahan dalam perhitungan harga pokok produksi dapat mengakibatkan penentuan harga jual menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah , dimana kedua kemungkinan tersebut dapat mengakibatkan keadaan yang tidak menguntungkan perusahaan, karena dengan harga jual yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan produk yang ditawarkan akan sulit bersaing dengan produk sejenis yang ada di pasar, dan sebaliknya jika harga jual produk terlalu rendah akan mengakibatkan laba yang diperoleh perusahaan juga rendah.

Untuk menghitung harga pokok produksi dalam perusahaan manufaktur diperlukan ilmu akuntansi biaya, dimana siklus akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur harus mengikuti proses pengolahan produk, sejak dari bahan baku dimasukkan dalam proses sampai menjadi produk jadi, seperti dalam skema berikut ini: