METODE GARIS LURUS (Straight Line Method) Dalam metode garis lurus lebih melihat aspek waktu daripada aspek kegunaan.
Metode ini paling banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan karena paling mudah diaplikasikan dalam akuntansi.
Dalam metode penyusutan garis lurus, beban penyusutan untuk tiap tahun nilainya sama besar dan tidak dipengaruhi dengan hasil/output yang diproduksi.
Perhitungan tarif penyusutan untuk metode garis lurus adalah sebagai berikut:
( Harga Perolehan Nilai Sisa ) / Estimasi Umur Kegunaan = Tarif Penyusutan
Misal : mesin dengan harga perolehan Rp.600.000,- taksiran nilai sisa ( residu ) sebesar Rp. 40.000,- dan umurnya ditaksir selama 4 tahun.
Maka depresiasi tiap tahunnya adalah :
Depresiasi = ( HP – NS ) / n
= ( 600.000 – 40.000 ) / 4
= Rp. 140.000 ,-
Kelebihan dan kekurangan metode garis lurus :
Kelebihan :
- mudah digunakan dalam praktek
- lebih mudah dalam menentukan tarip penyusutan
Kelemahan :
- Beban pemeliharaan dan perbaikan dianggap sama setiap periode
- Manfaat ekonomis aktiva setiap tahun sama
- Beban penyusutan yang diakui tidak mencerminkan upaya yang digunakan dalam menghasilkan pendapatan
- Laba yang dihasilkan setiap tahun tidak menggambarkan tingkat pengembalian yang sesungguhnya dari umur kegunaan aktiva (dalam matching principle, beban penyusutan harus proporsional pada penghasilan yang dihasilkan).