Minggu, 12 Juli 2009

Inventory Method


Sistem Persediaan (Inventory Method)


Metode penyusutan ini biasanya digunakan untuk menilai aktiva berwujud yang nilainya kecil .
Persediaan peralatan, sebagai contoh, mungkin ada pada awal dan akhir periode. Kemudian jumlah beban penyusutan dapat dihitung dengan menggunakan nilai awal dari persediaan ditambah dengan beban yang dikeluarkan untuk memperoleh peralatan tersebut dikurangi dengan nilai akhir persediaan.
Keberatan utama terhadap metode ini dikarenakan metode ini tidak sistematik dan rasional, karena tidak ada seperangkat formula yang digunakan.

Anuity Method


Metode Anuitas (Anuity Method)


Dalam metode anuitas ini beban penyusutan yang dihasilkan pada tahun / periode
awal adalah rendah dan akan meningkat jumlahnya tiap periode berikutnya.

Metode ini paling banyak digunakan dalam industri real estate dan penyedia jasa , tetapi metode ini bukanlah metode penyusutan yang secara umum dapat diterima.

Sabtu, 11 Juli 2009

Group and Composite Method

Metode Berdasarkan Jenis dan Kelompok (Group and Composite Method)


Metode penyusutan biasanya digunakan untuk satu aktiva tetap. Dalam keadaan tertentu bagaimanapun juga ada berbagai macam aktiva yang disusutkan dengan menggunakan satu tarif penyusutan.

Ada 2 metode penyusutan untuk aktiva yang beragam ini yaitu : group dan composite method.

## Group mengindikasikan kumpulan dari aktiva yang memiliki jenis yang sama,

## composite mengarah kepada kumpulan aktiva yang memiliki jenis yang berbeda.

Metode group biasanya digunakan untuk kelompok aktiva yang hampir sama jenisnya dan memiliki umur kegunaan yang sama.
Sedangkan composite method digunakan untuk aktiva yang bermacam – macam dan memiliki umur kegunaan yang berbeda.

Tarif penyusutan untuk composite method ditentukan dengan membagi penyusutan tiap tahun dengan nilai total dari aktiva yang disusutkan.
Dalam metode ini tarif penyusutan didasarkan pada umur kegunaan kelompok aktiva. Laba atau rugi dalam keadaan normal akibat aktiva tersebut dipensiunkan/tidak lagi digunakan, tidak diakui.
Perbedaan antara nilai buku aktiva dan nilai sisa dibebankan atau dikurangkan pada akumulasi penyusutan.

Jumat, 10 Juli 2009

Productive Output Method

Metode Jumlah Unit Produksi ( Productive Output Method )


Metode ini digunakan untuk mengalokasikan beban penyusutan berdasarkan pada proporsi penggunaan aktiva yang sebenarnya. Metode penyusutan ini menggunakan hasil produksi sebagai dasar pengalokasian beban penyusutan untuk tiap periode, dengan dasar teori yang dipakai adalah bahwa suatu aktiva itu dimiliki untuk menghasilkan produk sehingga depresiasi juga didasarkan pada jumlah produk yang dapat dihasilkan.

Dalam metode ini beban penyusutan diperlakukan sebagai beban variabel sesuai dengan unit produksi yang dihasilkan tiap periode akuntansi, bukan beban tetap seperti dalam metode penyusutan garis lurus (Straight Line Method).

Kelemahan dari metode ini adalah sama seperti kelemahan yang terdapat pada metode jam jasa.

Untuk menghitung beban depresiasi periodik, pertama kali dihitung tarip depresiasi untuk tiap unit produk, kemudian tarip ini akan dikalikan dengan jumlah produk yang dihasilkan dalam periode tersebut.

Contoh :
mesin dengan harga perolehan Rp. 600.000,- taksiran nilai sisa sebesar Rp. 40.000,- , mesin ini ditaksir selama umur penggunaan akan menghasilkan 56.000 unit produk, maka depresiasi per unit produk dihitung sbb :

Depresiasi / unit = ( HP – NS ) / n
= ( 600.000 – 40.000 ) / 56.000
= 10

Apabila dalam tahun penggunaan pertama, mesin tersebut menghasilkan 18.000 unit produk, maka beban depresiasi untuk tahun itu sebesar 18.000 x 10 = 180.000

Dalam tabel , sbb :



Beban depresiasi yang dihitung dengan metode produksi dan jam jasa, jumlahnya setiap periode tergantung pada jumlah produksi atau jam kerja aktiva, sehingga biaya depresiasi yang dihitung dengan kedua cara ini mempunyai sifat variable.

Kamis, 09 Juli 2009

Service Hours Method

Metode Jam Jasa (Service Hours Method)


Metode ini digunakan untuk mengalokasikan beban penyusutan berdasarkan pada proporsi penggunaan aktiva yang sebenarnya dan berdasar pada anggapan bahwa aktiva terutama mesin, akan lebih cepat rusak bila digunakan sepenuhnya ( full time ) dibanding dengan penggunaan yang tidak sepenuhnya ( part time ).

Metode penyusutan ini menggunakan jumlah jam kerja sebagai dasar pengalokasian beban penyusutan untuk tiap periode.
Dalam metode ini beban penyusutan diperlakukan sebagai beban variabel daripada beban tetap seperti dalam metode penyusutan Garis Lurus (Straight Line Method) sesuai dengan jam kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi barang atau jasa tiap periode akuntansi.

Kelemahan dari metode ini adalah ketika kapasitas produktif dari perusahaan menjadi berkurang karena adanya pesaing baru yang mungkin lebih efisien dan efektif, sehingga cepat atau lambat perusahaan dipaksa untuk mengakui kelemahan dari kapasitas produksinya. Selain itu metode jam jasa mengakui beban penyusutan berdasarkan unit produksi, sehingga beban penyusutan yang diakui menjadi kecil pada saat produksi yang dihasilkan sedikit, yang selanjutnya akan menyebabkan overstatement terhadap laba yang dilaporkan oleh perusahaan.

Contoh :
mesin dengan harga perolehan Rp. 600.000 ,- nilai sisa Rp. 40.000,- ditaksir akan dapat digunakan selama 8.000 jam .
Maka depresiasi per jam dihitung sbb :

Depresiasi = ( HP – NS ) / n
= ( 600.000 – 40.000 ) / 8.000
= 70

HP = harga perolehan
NS = Nilai sisa
n = taksiran jam jasa

Apabila dalam tahun pertama mesin tersebut digunakan selama 3.000 jam maka beban depresiasinya = 3.000 x 70 = 210.000

Dalam tabel :


Karena beban depresiasi ini dasarnya adalah jumlah jam yang digunakan, maka metode ini paling tepat jika digunakan untuk kendaraan, dengan anggapan bahwa kendaraan itu lebih banyak aus karena dipakai dibandingkan tua karena waktu.

Rabu, 08 Juli 2009

Declining rate on Cost Mehod

METODE TARIP MENURUN ( Declining rate on Cost Mehod )


Pada perhitungan dengan metode ini, tarip ( % ) ini setiap periode dikalikan harga perolehan.
Penurunan tarip ( % ) setiap periode dilakukan tanpa menggunakan dasar yang pasti, tapi ditentukan berdasarkan kebijaksanaan masing2 perusahaan.
Karena tarip ( % ) nya setiap periode selalu menurun maka beban depresiasinya juga selalu menurun.

Selasa, 07 Juli 2009

Double Declining Balance Method

METODE DOUBLE DECLINING BALANCE METHOD

Beban depresiasi dalam metode ini tiap tahunnya menurun. Untuk dapat menghitung beban depresiasi yang selalu menurun, dasar yang digunakan adalah % depresiasi dengan cara garis lurus, % ini dikalikan dua dan setiap tahunnya dikalikan pada nilai buku aktiva tetap. Karena nilai buku selalu menurun maka beban depresiasi juga selalu menurun.

Misal : mesin dengan harga perolehan Rp. 600.000,- , taksiran nilai sisa ( residu ) sebesar Rp. 40.000,- dan umurnya ditaksir selama 4 tahun, maka sesuai metode garis lurus, depresiasi tiap tahunnya adalah :

Depresiasi = ( HP – NS ) / n
= ( 600.000 – 40.000 ) / 4
= Rp. 140.000 ,-

jumlah ini jika dihitung dari harga perolehan adalah sebesar 23,33% , jika dihitung dari jumlah yang didepresiasi ( Rp. 560.000,- ) adalah sebesar 25 %
Tarip 25 % ini dikalikan 2 menjadi 50 %,sehingga depresiasi tiap tahun dihitung sbb :


Dengan menggunakan 2 kali % yang didapat dari metode garis lurus, dapat dibuat perhitungan depresiasi seperti diatas. Nila residu dengan cara ini sebesar Rp. 37.500,- juka dibandingkan dengan cara garis lurus terdapat perbedaan sebesar Rp. 2.500,-

Senin, 06 Juli 2009

Declining Balance Method

Metode Saldo Menurun ( Declining Balance Method )

Dalam cara ini beban depresiasi periodik dihitung dengan cara mengalikan tarip yang tetap dengan nilai buku aktiva. Karena nilai buku aktiva ini setiap tahun selalu menurun maka beban depresiasi tiap tahun juga selalu menurun.
Tarip ini dihitung dengan menggunakan rumus sbb :

T = tarip
n = umur ekonomis
NS = Nilai Sisa
HP = Harga Perolehan

contoh : mesin dengan harga perolehan Rp. 100.000,- , residu = Rp. 10.000,- ditaksir umur ekonomisnya 3 tahun.
Maka depresiasi mesin tersebut adalah :

Untuk menghitung depresiasi tiap tahun, tarip ini ( 53.6 % ) dikalikan kepada nilai buku mesin.
Dalam tabel maka perhitungan sbb :


nilai buku pada akhir tahun ketiga menunjukkan jumlah Rp. 10.000,- yaitu taksiran nilai residu. Apabila aktiva yang dihitung depresiasinya itu tidak mempunyai nilai residu, maka metode ini tidak dapat digunakan. Untuk mengatasi nya maka untuk aktiva yang tidak mempunyai nilai residu akan dipakai jumlah residu = Rp. 1 , -

Minggu, 05 Juli 2009

Sum of the Years Method

Metode Jumlah Angka Tahun ( Sum of the Years Method )


Metode penyusutan ini menghasilkan tarif penyusutan yang menurun dengan dasar penurunan pecahan dari nilai yang dapat disusutkan (harga perolehan dikurangi dengan nilai sisa).
Setiap pecahan menggunakan jumlah tahun sebagai bilangan penyebut (5 + 4 + 3 + 2 + 1 = 15) dan jumlah tahun akhir dari estimasi umur kegunaan sebagai penghitung.

Contoh tabel Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of the Year Digit Method)


* Nilai Sisa

Sabtu, 04 Juli 2009

Straight Line Method

METODE GARIS LURUS (Straight Line Method)

Dalam metode garis lurus lebih melihat aspek waktu daripada aspek kegunaan.
Metode ini paling banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan karena paling mudah diaplikasikan dalam akuntansi.
Dalam metode penyusutan garis lurus, beban penyusutan untuk tiap tahun nilainya sama besar dan tidak dipengaruhi dengan hasil/output yang diproduksi.

Perhitungan tarif penyusutan untuk metode garis lurus adalah sebagai berikut:

( Harga Perolehan Nilai Sisa ) / Estimasi Umur Kegunaan = Tarif Penyusutan

Misal : mesin dengan harga perolehan Rp.600.000,- taksiran nilai sisa ( residu ) sebesar Rp. 40.000,- dan umurnya ditaksir selama 4 tahun.
Maka depresiasi tiap tahunnya adalah :

Depresiasi = ( HP – NS ) / n
= ( 600.000 – 40.000 ) / 4
= Rp. 140.000 ,-


Kelebihan dan kekurangan metode garis lurus :

Kelebihan :

- mudah digunakan dalam praktek
- lebih mudah dalam menentukan tarip penyusutan

Kelemahan :

- Beban pemeliharaan dan perbaikan dianggap sama setiap periode

- Manfaat ekonomis aktiva setiap tahun sama

- Beban penyusutan yang diakui tidak mencerminkan upaya yang digunakan dalam menghasilkan pendapatan

- Laba yang dihasilkan setiap tahun tidak menggambarkan tingkat pengembalian yang sesungguhnya dari umur kegunaan aktiva (dalam matching principle, beban penyusutan harus proporsional pada penghasilan yang dihasilkan).

Jumat, 03 Juli 2009

METODE PENYUSUTAN

Metode – metode penyusutan (Depreciation Method )

Metode penyusutan dapat dikelompokkan atas kriteria sbb :

1. berdasarkan waktu :

a. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)

b. Metode pembebanan yang menurun :

* metode jumlah angka tahun (sum of the years digit method)

* metode saldo menurun (declining balance method)

* metode saldo menurun dobel ( double declining balance method )

* metode tarip menurun

2. berdasarkan penggunaan :

a. metode jam-jasa (service hours method)

b. metode jumlah unit produksi (productive-output method)

3. berdasarkan kriteria lainnya :

a. metode berdasarkan jenis dan kelompok (group and composite method)

b. metode anuitas (annuity method)

c. sistem persediaan (inventory method)

Kamis, 02 Juli 2009

DEPRESIASI

Logika umum :Penyusutan (Depreciation) merupakan cadangan yang nantinya digunakan untuk membeli aktiva baru untuk menggantikan aktiva lama yang sudah tidak produktif lagi .

Faktor – faktor yang mempengaruhi depresiasi :

> faktor fisik : aus karena dipakai, aus karena umur dan kerusakan-kerusakan.

> faktor fungsional : adanya kemajuan tekhnologi sehingga aktiva tersebut tidak ekonomis lagi jika dipakai.

Faktor – faktor yang menentukan biaya depresiasi :

1.harga perolehan (Acquisition Cost ) = biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tersebut.

2. nilai sisa / residu (Salvage Value ) = taksiran nilai yang diterima apabila aktiva tersebut dijual, dikurangi biaya-biaya yang terjadi pada saat menjualnya.

3. umur ekonomis aktiva (Economical Life )
ada 2 jenis umur :

- Umur fisik : Umur yang dikaitkan dengan kondisi fisik suatu aktiva.
Suatu aktiva dikatakan masih memiliki umur fisik apabila secara fisik aktiva tersebut masih dalam kondisi baik (walaupun mungkin sudah menurun fungsinya).

- Umur fungsional : Umur yang dikaitkan dengan kontribusi aktiva tersebut dalam penggunaanya.
Suatu aktiva dikatakan masih memiliki umur fungsional apabila aktiva tersebut masih memberikan kontribusi bagi perusahaan.

Dalam penentuan beban penyusutan, yang dijadikan bahan perhitungan adalah umur fungsional yang biasa dikenal dengan umur ekonomis.

Rabu, 01 Juli 2009

AKTIVA


Definisi Aktiva : kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, dan bukan untuk dijual kembali.

Untuk tujuan akuntansi, jangka waktu penggunaan dibatasi dengan “lebih dari satu periode akuntansi “

Aktiva berwujud yang umurnya lebih dari satu periode akuntansi = aktiva tetap berwujud.

Pengelompokan aktiva :

~ aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas , misal : tanah untuk letak perusahaan, pertanian, peternakan.

~ aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bisa diganti dengan aktiva sejenis, misal : bangunan, kendaraan, dll

~ aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis , misal : sumber-sumber alam seperti tambang, hutan, dll.

Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas , tidak dilakukan penyusutan terhadap harga perolehannya.

Depresiasi = penyusutan harga perolehan aktiva tetap yang dapat diganti dengan aktiva sejenis

Deplesi = penyusutan nilai sumber alam

Amortisasi = alokasi harga perolehan aktiva tetap tidak berwukud.